Minggu, 25 Desember 2011

Yesterday


Entah angin apa yang bertiup, memasuki ke dalam telinga hingga menjalar ke otak dan jiwa ini. Perasaan hati malam ini benar-benar-benar mellow banget, mata udah mulai sulit untuk menampung air mata, ditambah lagu-lagu galau. Tuhaaaan, apakah aku kembali terlihat seperti tidak mengikhlasi kepergian mereka, orang yang aku sayangi yang telah kembali kepangkuan-Mu ?
Untuk pertama kali aku merasakan kehilangan Tante yang mereka bilang potocopy-an dari aku, dia punya suara yang merdu dan tangan yang dalam sekejap saja bisa menggambarkan aku ketika menangis dipangkuan ibu, benar-benar ajaib. Namun, Engkau hanya berikan dia umur yang begitu singkat, bagiku. Di usia yang masih kepala 3, dia kembali ke pangkuanmu Tuhan, meninggalkan kami, suaminya, dan 2 anaknya yang belum mengenal kerasnya dunia.
Yang kedua, nenek. Aku kurang mengenal nenek, ketika aku sudah bisa menyadari keluargaku, nenek sudah stroke, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku jarang berkomunikasi dengannya, susah juga. Semoga nenek tenang disisi-Nya.
Yang ketiga, benar-benar aku meraung melepas kepergiannya saat itu, Ayah. Aku, tidak terlalu dekat dengan ibu, mungkin karena semasa aku kecil, ayah yang lebih sering mengurusku, sedangkan ibu sibuk mengurusi ke-4 kakak perempuanku. Kepergian ayah begitu cepat, hanya kurang dari 10 tahun aku bisa mendekapnya. Sulit, itulah yang aku jawab ketika teman-temanku menanyakan perasaanku waktu itu. Aku sempat marah pada-Mu Tuhan, aku yakin Engkau tahu. Aku merasa iri pada mereka, biasanya sepulang dari shalat Isha di mesjid, Ayah menggandeng tanganku ketika menyeberangi jalan hingga ke rumah. Namun semua terasa berbeda setelah kepergiannya, mungkin karena aku belum terbiasa saat itu, aku hanya menggandeng angin, menyedihkan. Ooohhh see? Aku meratap kembali, forgive me God. Semoga kami kembali berkumpul dalam Surga-Mu Tuhan
Yang keempat, kakek. Lumayan juga aku mengenalnya. Dia pemarah, itu pemikiranku yang pertama. Karena dengan tidak segan Almarhum memarahi Ayahku, Ibuku, Tanteku, Oomku didepan aku dan juga sepupu-sepupuku. Namun makin sering bertemu, satu hal yang aku senangi dari dirinya. Dia suka memuji aku. Aku tidak gila dipuji, terus terang saja. Namun ibuku sangat jarang memuji aku. Jadi aku akan sangat bahagia bila dipuji, saat itu aku masih anak-anak. Dia memuji aku dengan senyum dan tawa yang sangat jarang orang lihat. Jadi aku yakin semua yang mendengar akan benar-benar percaya 100% segala pujian kakek untukku. Hingga sekarang, jika aku hendak atau telah berperilaku buruk, akan terbersit pujian kakek, betapa aku mengecewakan dia. Kini ia pergi dan tak akan menyentuh bumi lagi.

God forgive me because it had not received all my destiny. so many blessings that You give, but I continue to bemoan the situation. God please hug them in Thy holy, we are left brace. one more request on thy God, unite us in Heaven thee.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar