Entah angin apa yang bertiup, memasuki ke dalam
telinga hingga menjalar ke otak dan jiwa ini. Perasaan hati malam ini
benar-benar-benar mellow banget, mata udah mulai sulit untuk menampung air
mata, ditambah lagu-lagu galau. Tuhaaaan, apakah aku kembali terlihat seperti
tidak mengikhlasi kepergian mereka, orang yang aku sayangi yang telah kembali
kepangkuan-Mu ?
Untuk pertama kali aku merasakan kehilangan
Tante yang mereka bilang potocopy-an dari aku, dia punya suara yang merdu dan
tangan yang dalam sekejap saja bisa menggambarkan aku ketika menangis
dipangkuan ibu, benar-benar ajaib. Namun, Engkau hanya berikan dia umur yang
begitu singkat, bagiku. Di usia yang masih kepala 3, dia kembali ke pangkuanmu
Tuhan, meninggalkan kami, suaminya, dan 2 anaknya yang belum mengenal kerasnya
dunia.
Yang kedua, nenek. Aku kurang mengenal nenek,
ketika aku sudah bisa menyadari keluargaku, nenek sudah stroke, tidak bisa
berbuat apa-apa lagi. Aku jarang berkomunikasi dengannya, susah juga. Semoga
nenek tenang disisi-Nya.
Yang ketiga, benar-benar aku meraung melepas
kepergiannya saat itu, Ayah. Aku, tidak terlalu dekat dengan ibu, mungkin
karena semasa aku kecil, ayah yang lebih sering mengurusku, sedangkan ibu sibuk
mengurusi ke-4 kakak perempuanku. Kepergian ayah begitu cepat, hanya kurang
dari 10 tahun aku bisa mendekapnya. Sulit, itulah yang aku jawab ketika
teman-temanku menanyakan perasaanku waktu itu. Aku sempat marah pada-Mu Tuhan,
aku yakin Engkau tahu. Aku merasa iri pada mereka, biasanya sepulang dari
shalat Isha di mesjid, Ayah menggandeng tanganku ketika menyeberangi jalan
hingga ke rumah. Namun semua terasa berbeda setelah kepergiannya, mungkin
karena aku belum terbiasa saat itu, aku hanya menggandeng angin, menyedihkan.
Ooohhh see? Aku meratap kembali, forgive me God. Semoga kami kembali berkumpul
dalam Surga-Mu Tuhan
Yang keempat, kakek. Lumayan juga aku
mengenalnya. Dia pemarah, itu pemikiranku yang pertama. Karena dengan tidak
segan Almarhum memarahi Ayahku, Ibuku, Tanteku, Oomku didepan aku dan juga
sepupu-sepupuku. Namun makin sering bertemu, satu hal yang aku senangi dari
dirinya. Dia suka memuji aku. Aku tidak gila dipuji, terus terang saja. Namun
ibuku sangat jarang memuji aku. Jadi aku akan sangat bahagia bila dipuji, saat
itu aku masih anak-anak. Dia memuji aku dengan senyum dan tawa yang sangat
jarang orang lihat. Jadi aku yakin semua yang mendengar akan benar-benar
percaya 100% segala pujian kakek untukku. Hingga sekarang, jika aku hendak atau
telah berperilaku buruk, akan terbersit pujian kakek, betapa aku mengecewakan
dia. Kini ia pergi dan tak akan menyentuh bumi lagi.
God forgive me because it had not received all my destiny. so many blessings that You give, but I continue to bemoan the situation. God please hug them in Thy holy, we are left brace. one more request on thy God, unite us in Heaven thee.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar